,
Assallamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh...
BismillahirRahmanirRahim...

#Sahabat fillah...
Seorang suami akan merasa bahagia jika bisa bertemu istri dan anaknya. Begitu pula sebaliknya, seorang istri dan anak akan merasa bahagia jika bisa bertemu dengan suami dan orang tuanya. Dan tentunya, kebahagiaan dalam kebersamaan ini diharapkan terjadi selamanya. Tidak hanya di dunia, namun juga berlanjut sampai di akhirat. Bisakah kita mewujudkan harapan ini?... Kalaupun bisa, bagaimanakah caranya?...

#Sahabat fillah...
Dalam pandangan agama Islam, suami, istri dan anak bisa bahagia berkumpul bersama tidak hanya di dunia, namun berlanjut sampai di akhirat. Akan tetapi, untuk mewujudkannya tidaklah mudah. Diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Jika tidak, masing-masing akan berada di tempat atau derajat yang terpisah. Merujuk keterangan yang ada dalam al-Quran dan Hadits, setidaknya ada dua syarat agar kita bisa berkumpul bersama dalam kebahagiaan di akhirat kelak, yaitu sebagai berikut:

1). Adanya Kesamaan Visi dan Misi dalam Keimanan.

Allah SWT berfirman dalam (QS At-Thuur: 21):

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”.

#Sahabat fillah...
Ayat ini memberikan pemahaman, bahwa agar orang tua dan anak dapat berkumpul dalam kebahagiaan di surga, maka syaratnya harus memiliki kesamaan visi dan misi dalam keimanan. Jika salah satu dari anggota keluarga berbeda, maka tempatnya akan berbeda pula dan tentunya tidak mungkin dapat bertemu.

#Sahabat fillah...
Kebersamaan dengan anggota keluarga di surga, merupakan kesempurnaan kenikmatan bagi mereka yang berhak masuk ke surga. Dalam salah satu riwayat di jelaskan bahwa saat orang-orang yang berhak masuk surga menginjakkan kakinya di surga, pertanyaan pertama yang muncul adalah dimanakah orang tua, anak, dan istri kami?... Ini menunjukkan bahwa orang yang masuk surga merasakan ‘kekurangan’ selama mereka belum melihat keluarganya.

Saat anak dan keluarganya tidak satu derajat di surga, mereka pun menyampaikan keinginannya kepada Allah dengan mengatakan,
"aku beramal di dunia untuk-MU dan untuk kebahagiaan mereka (keluarga). Untuk itu, hadirkanlah mereka di surga ini."

2). Kesamaan Dalam Beramal Shaleh.

#Sahabat fillah...
Syarat kedua agar bisa dipertemukan di Surga adalah adanya kesamaan dalam beramal shaleh. Hal ini sebagaimana tercermin dari doa para malaikat kepada Allah SWT dalam (QS Al-Ghaafir: 8):

“Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang Telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shaleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

#Sahabat fillah...
Berdasarkan ayat di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kesamaan amal shaleh antara suami, istri dan keturunannya menjadi modal utama untuk bisa bertemu di surga. Dan, tentunya amal shaleh ini merupakan manivestasi atau penterjemahan dari #kesamaan #visi dan #misi #keimanan.

Oleh karena itu, jika kita memiliki keinginan atau harapan agar kebahagiaan bersama berlanjut sampai di akhirat kelak, maka salah satu caranya tiada lain berupaya semaksimal mungkin untuk menjadikan diri sendiri dan anggota keluarga memiliki #kesamaan #iman dan #amal #shaleh.

#Sahabat fillah...
Kisah nabi Nuh as dan anaknya memberikan gambaran lebih lanjut, bahwa ketidaksamaan visi iman dan amal shaleh akan mengakibatkan terputusnya hubungan keturunan menurut versi Allah SWT. Nabi Nuh, berusaha mendidik anaknya untuk beriman dan beramal shaleh. Namun anaknya durhaka dan memilih jalan lain. Saat bah (air bah) melanda, nabi Nuh bermunajat,

“Ya Rabbi, selamatkanlah anakku, karena sesungguhnya ia keluargaku”,

Dan Allah SWT berkata lain, “Wahai Nuh, ketahuilah ia bukan keluargamu“.

#Sahabat fillah...
Untuk itulah, marilah kita berjuang meraih keimanan dan amal shaleh. Waspadalah!!..., jangan sampai anak dan keluarga kita terkena polusi kekufuran, karena dengannya akan memisahkan tempat di akhirat kelak. Semoga Allah SWT membimbing rahmat dan hidayah-Nya terhadap keluarga besar dan keturunan kita... Aamiin.

Hadaanallahu waiyyakum ajma'in
Wallahu'alam bishshawab...

Semoga bermanfaat …^_^
Salam santun ukhuwah …
 
Top