Pertanyaan
Qur'an menjelaskan bahwa Allah telah menghamparkan bumi sebagaimana layaknya karpet. Hal ini menandakan bahwa bumi itu datar. Bukankah ini bertentangan ilmu pengetahuan modern?

Dijawab oleh Dr. Zakir Naik dari irf.net
1. Bumi dihamparkan bagaikan karpet
Pertanyaan ini mengacu pada ayat Al-Qur'an dalam Surat Nuh:
"Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan." [Al-Qur'an 71:19]
Tapi kalimat dalam ayat di atas tidak lengkap. Ayat berikutnya menjelaskan ayat sebelumnya. Bunyi ayat berikutnya adalah:
          
 "supaya kamu bepergian di jalan-jalan yang luas di bumi itu." [Al-Qur'an 71:20]
Pesan yang sama diulang dalam Surat Taha:
 "(Allah) Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan." [Al-Qur'an 20:53]
Permukaan bumi yaitu kerak bumi punya ketebalan kurang dari 30 mil dan ini sangat tipis dibandingkan dengan radius bumi yang berjarak sekitar 3.750 mil. Lapisan mantel bumi sangat panas, tidak mungkin makhluk hidup bisa tinggal di dalamnya. Sedangkan kerak bumi bagaikan cangkang keras yang menutupi mantel bumi sehingga kita bisa hidup di permukaan bumi. Dengan begitu benarlah Al-Qur'an bahwa kerak bumi dihamparkan bagaikan karpet, sehingga kita dapat bepergian di permukaan bumi.
2. Tidak ada satu ayat Al-Qur’an pun yang mengatakan bahwa bumi itu datar
Tidak satu ayat Al-Qur'an pun yang mengatakan bahwa bumi itu datar. Al-Qur'an hanya menjelaskan bahwa kerak bumi bagaikan karpet yang dihamparkan. Beberapa orang tampaknya berpikir bahwa karpet hanya dapat dihamparkan pada permukaan yang datar. Namun, kita juga dapat menghamparkan sebuah karpet menyelimuti bola raksasa seperti bumi. Hal ini dapat dengan mudah ditunjukkan dengan mengambil sebuah globe dan menutupinya dengan karpet.
Orang-orang seringkali menggunakan karpet untuk menutupi sebuah permukaan yang tidak nyaman untuk dilalui. Al-Qur'an menjelaskan kerak bumi sebagai karpet yang dihamparkan, karena tanpa kerak bumi, maka manusia tidak akan mampu bertahan hidup karena panasnya cairan di bawah kerak bumi. Dengan demikian, Al-Qur'an tidak hanya logis, namun juga telah menyebutkan fakta ilmiah yang baru ditemukan para ahli geologi berabad-abad kemudian.
3. Bumi telah dihamparkan
          
Demikian pula, Al-Qur'an menjelaskan dalam beberapa ayat bahwa bumi dihamparkan.
          
 "Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami)." [Al-Qur'an 51:48]
          
Demikian pula Al Qur'an juga menyebutkan dalam beberapa ayat lainnya bahwa bumi adalah hamparan:
          
 " Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan ? Dan gunung-gunung sebagai pasak?" [Al-Qur'an 78: 6-7]
          
Tak satu pun dari ayat-ayat ini yang menandakan sedikit pun bahwa bumi itu datar. Ayat-ayat ini hanya menunjukkan bahwa bumi ini luas. Mengapa Allah s.w.t menciptakan bumi itu luas? Alasannya disebutkan dalam ayat berikut:
          
 "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah hanya Aku!” [Al-Qur'an 29:56]
          
Oleh karena itu tidak ada yang dapat beralasan bahwa ia tidak bisa melakukan kebaikan dan terpaksa melakukan kejahatan karena lingkungan dan keadaan di sekitarnya.
4. Bentuk bumi adalah geospherical
Al-Qur'an menyebutkan bentuk sebenarnya dari bumi dalam ayat berikut:
          
 "Dan sesudah itu bumi diciptakan-Nya berbentuk seperti telur." [Al-Qur'an 79:30]
          
Kata Arab Dahaha dalam ayat di atas berarti “hamparan.” Selain itu, makna lain dari kata ini adalah “berbentuk seperti telur.” Dahaha berasal dari kata Duhiya yang berarti telur burung unta. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa telur burung untta memiliki bentuk geospherical, persis seperti bentuk bumi.
          
Dengan demikian Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan modern berjalan beriringan dalam harmoni yang sempurna.
 
Top